Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa setiap terwujudnya sesuatu ada penyebabnya dan setiap kejadian ada pendorongnya. Dosa adalah adalah akibat dari perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar. Dan setiap perbuatan manusia disebabkan dan didorong oleh suatu kondisi tertentu, di antara kondisi-kondisi yang mendorong manusia untuk berbuat dosa adalah:
Kondisi Pendidikan
Kondisi Keluarga
Kondisi Ekonomi
Kondisi Sosial
Kondisi jiwa
Kondisi Politik
Kondisi Pendidikan dan Dosa
Dalam dunia pendidikan ada beberapa faktor yang mengantarkan manusia pada kehinaan dan dosa, antara lain:
Pertama: Kejahilan dan tak mau tahu
Kejahilan adalah pangkal dosa. Sebagai pangkal dosa kejahilan banyak disebutkan di dalam Al-Qu’an dan hadis, antara lain:
قَالُوا يَمُوسى اجْعَل لَّنَا إِلَهاً كَمَا لهَُمْ ءَالِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تجْهَلُونَ
“Bani Israil berkata: wahai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan. Musa menjawa: Sesungguhnya kalian ini adalah kaum yang jahil.” (Al-A’raf/7: 138). Tentang kisah kaun Nabi Luth (as)
أَ ئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شهْوَةً مِّن دُونِ النِّساءِ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ تجْهَلُونَ
“Mengapa kalian mendatangi laki-laki untuk memenuhi syahwatmu, bukan
mendatangi perempuan? Kalian benar-benar kaum yang jahil.” (An-Naml/27: 55).
قَالَ هَلْ عَلِمْتُم مَّا فَعَلْتُم بِيُوسفَ وَ أَخِيهِ إِذْ أَنتُمْ جَهِلُونَ
“Yusuf berkata: Apakah kalian tahu apa (kejelekan) yang kalian lakukan
terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kalian adalah orang-orang yang jahil.”
(Yusuf /12: 89).
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Tidak ada seorang pun yang berani kepada Allah kecuali orang jahil yang celaka.” (Nahjul Balaghah, risalah 53).
Imam Ali (sa) juga berkata: “Kejahilan perusak manusia, kejahilan pangkal setiap keburukan, dan kejahilan perusak hari kebangkitan.” (Fahras Al-Ghurar, bab jahil)
Kedua: Hukum dan tradisi yang menyesatkan
Rasulullah saw bersabda:
أذا ظهرت البدع في امّتي فليظهر العالم علمه فمن لم يفعل فعليه لعنة الله
“Jika bid’ah telah nampak di ummatku, maka ulama harus menegakkan ilmunya, jika ia tidak melakukannya, maka Allah akan melaknatnya.” (Al-Wasail, jld 11, hlm 510).
Rasulullah saw bersabda:
كلّ بدعةٍ ضلالة وكلّ ضلالةٍ سبيلها الى النار
“Semua bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan adalah jalan menuju ke neraka.” (Al-Wasail, jld 11, hlm 511).
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
وان شر الناس عند الله امام جائر ضلّ وضلّ به فأمات سنة مأخوذة وأحيا بدعةً متروكةً
“Manusia yang paling buruk adalah pemimpin yang durjana, sesat dan menyesatkan. Ia memadamkan sunnah dan menghidupkan bid’ah.” (Nahjul Balaghah, khutbah 164).
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) juga berkata: “Awal terjadinya fitnah adalah mengikuti hawa nafsu, dan hukum yang dibuat-buat, menyalahi kitab Allah.” (Nahjul Balaghah, khutbah 50).
Ketiga: Buku-buku yang menyesatkan
Allah swt berfirman tentang orang yahudi:
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَب بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشترُوا بِهِ ثَمَناً قَلِيلاً فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَت أَيْدِيهِمْ وَ وَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ
“Celaka bagi orang-orang yang menulis kitab dengan tangannya sendiri, kemudian dikatakan: ini dari sisi Allah, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sedikit. Celakalah mereka karena apa yang mereka tulis dengan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa yang lakukan.” (Al-Baqarah: 79)
وَ مِنَ النَّاسِ مَن يَشترِى لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سبِيلِ اللَّهِ بِغَيرِ عِلْمٍ وَ يَتَّخِذَهَا هُزُواً أُولَئك لهَُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ
“Sebagian manusia ada yang menggunakan perkataan yang tak berguna untuk menyesatkan orang lain dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan melecehkan jalan Allah. Mereka itu akan mendapat azab yang menghinakan.” (Luqman/31: 6).
Imam Muhammad Al-Jawad (sa) berkata:
“Barangsiapa yang kagum pada suatu perkataan, maka ia akan menghamba padanya. Jika perkataan itu datang dari sisi Allah, maka ia menghamba pada Allah. Jika perkataan itu datang dari lisan iblis, maka ia menghamba pada iblis.” (Tuhaful ‘Uqul, hlm 336).
Keempat: Taqlid buta
Taqlid buta merupakan salah faktor yang mengantarkan manusia berbuat dosa. Taqlid ada empat macam:
Taqlid orang yang berilmu pada orang yang berilmu
Taqlid orang yang berilmu pada orang yang awam
Taqlid orang yang awam pada orang yang awam
Taqlid orang yang awam pada orang yang berilmu.
Yang benar taqlid yang keempat walaupun kadang-kadang juga tidak benar.
Allah swt berfirman:
وَ إِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا
“Jika dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang diturunkan oleh Allah, mereka menjawab: Tidak, kami hanya mau mengikuti apa yang telah kami dapati dari bapak-bapak kami.” (Al-Baqarah: 170).
Kelima: Menyimpan kebenaran
Menyimpan kebenaran dan ilmu juga menjadi salah sebab yang menjerumuskan manusia pada penyimpangan dan lembah kehinaan.
Allah swt berfirman:
وَ لا تَلْبِسوا الْحَقَّ بِالْبَطِلِ وَ تَكْتُمُوا الْحَقَّ وَ أَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Janganlah kalian membungkus kebenaran dengan kebatilan, dan menyimpan kebenaran padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 42)
Rasulullah saw bersabda:
من سئل عن علم يعلمه فكتم لجم يوم القيامة بلجام من نارٍ
“Barangsiapa yang ditanyai tentang suatu ilmu lalu ia menyimpannya, maka pada hari kiamat ia akan dikendalikan dari kendali neraka.” (Tafsir Majma’ul Bayan, jld 1, hlm 240)
Terima kasih, semoga artikel ini bermanfaat pada kita semua. Adapun Faktor-faktor yang lain, insya Allah akan saya lanjutkan pada artikel berikutnya. Juga tentang Akibat-Akibat Dosa yang berdampak langsung dalam kehidupan di dunia, juga yang berdampak dalam kehidupan di akhirat.
0 comments:
Catat Ulasan